Amaedola Nias: Kebijaksanaan Kuno untuk Harmoni Modern
Masyarakat Nias di Pulau Sumatera memiliki warisan budaya yang kaya, salah satunya adalah Amaedola atau peribahasa. Lebih dari sekadar untaian kata, Amaedola adalah cerminan filosofi hidup dan panduan perilaku yang mendalam. Salah satu peribahasa yang sarat makna adalah:
"Asoso mbua hambawa, asoso mbua nisö, akha löuhalö lö u'a, natobali börö wökhö."
(Buah Hambawang (Mangifera foetida) dan buah asam yang matang, bila menjadi sumber penyakit, tidak akan saya ambil dan makan. Meskipun buah tersebut menggoda).
Peribahasa ini mengandung makna: "Bila sesuatu itu berpotensi menjadi sumber masalah, jangan dilakukan. Apalagi bila hal itu berhubungan dengan kebersamaan, jika sesuatu itu bukan hasil kesepakatan bersama, jangan ditindaklanjuti."
Pencegahan dan Pandangan Jauh
Bagian pertama peribahasa ini menekankan pentingnya kehati-hatian dan pandangan jauh. Masyarakat Nias sangat menganjurkan untuk mempertimbangkan konsekuensi sebelum bertindak, serta secara proaktif menghindari masalah sebelum masalah itu muncul. Ini adalah prinsip yang telah terbukti efektif dalam menjaga stabilitas sosial mereka.
Kebersamaan dan Konsensus
Bagian kedua peribahasa ini menyoroti nilai sentral "kebersamaan" dan "kesepakatan bersama" dalam budaya Nias. Konsep ini sangat terkait dengan fatalifusota, yaitu ikatan persaudaraan yang melampaui hubungan darah, mencakup keanggotaan dalam komunitas (banua) yang sama, tanpa memandang klan, etnis, atau agama. Untuk masyarakat yang dibangun di atas persaudaraan ini, setiap keputusan yang memengaruhi kolektif harus lahir dari proses inklusif dan kesepakatan bersama untuk menjaga harmoni.
Fondrakö: Penegakan Kebijaksanaan
Prinsip-prinsip ini tidak hanya menjadi cita-cita, tetapi juga diformalkan dan ditegakkan melalui Fondrakö, hukum adat tradisional Nias yang mengatur segala aspek kehidupan. Para tetua dan pemimpin komunitas berperan penting sebagai penjaga
Amaedola dan penafsir Fondrakö, memastikan bahwa nilai-nilai harmoni dan konsensus terus dijunjung tinggi dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Relevansi Abadi
Peribahasa Nias ini, dengan inti pesannya tentang kehati-hatian, pandangan jauh, dan pentingnya konsensus, tetap sangat relevan di zaman modern. Ia mendorong tindakan yang penuh pertimbangan, tanggung jawab kolektif, dan penyelesaian masalah secara kolaboratif. Ini adalah pengingat bahwa fondasi masyarakat yang damai dan tangguh dibangun di atas dasar kebijaksanaan, persatuan, dan rasa tanggung jawab bersama yang mendalam.

Tidak ada komentar: